“Maka barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.”(Q.S. al-zalzalah ;7-8)
“Salju diatas
kerikil bumi”
“Ini
hanya cobaan” kata-kata itulah yang
slalu ku katakan pada diriku untuk seorang sahabat yang entah mengapa terasa
berbeda saat ini. Sahabat yang ku fikir akan menjadi sandaran hati saat dunia
tak berpihak pada ku saat semuanya melupakan ku, dan saat mereka pergi.
sejak kejadian setahun lalu saat hal yang tak pernah ku inginkan itu datang menghampiriku, mengusik hidupku dan menghancurkan bahagia ku. Tinggalkan sayat-sayat luka perih yang dalam, hanya tak ingin ku ingat lagi saat ini. Setahun setelah malaikat ku pergi meninggalkan ku sendiri di dunia yang penuh dengan teka-teki yang sungguh ku tak tahu kapan kan berakhir, semuanya terjadi begitu saja bagai aingin yang sekilas lewat namun menghancurkan segalanya saat terik matahari yang tak menggambarkan sedikitpun akan terjadi ombak besar yang merampas mereka dariku, Jika ku ingat itu perih hati yang selalu kurasa saat akau benar-benar sendiri tanpa Giza yang selama ini ada untuk mengisi kerinduan dan kekosongan dalam jiwa ini.
sejak kejadian setahun lalu saat hal yang tak pernah ku inginkan itu datang menghampiriku, mengusik hidupku dan menghancurkan bahagia ku. Tinggalkan sayat-sayat luka perih yang dalam, hanya tak ingin ku ingat lagi saat ini. Setahun setelah malaikat ku pergi meninggalkan ku sendiri di dunia yang penuh dengan teka-teki yang sungguh ku tak tahu kapan kan berakhir, semuanya terjadi begitu saja bagai aingin yang sekilas lewat namun menghancurkan segalanya saat terik matahari yang tak menggambarkan sedikitpun akan terjadi ombak besar yang merampas mereka dariku, Jika ku ingat itu perih hati yang selalu kurasa saat akau benar-benar sendiri tanpa Giza yang selama ini ada untuk mengisi kerinduan dan kekosongan dalam jiwa ini.
Saat
ini aku benar-benar ga tau ada apa dengan Giza yang ku kenal. Biasanya kami
melakukan aktifitas bersama saat sekolah tak sedetikpun waktu tarlewatkan, aku
dan dia sudah seperti saudara, menurutku Giza gadis baik, penyabar, perhatian,
dan penyayang, namun sekarang tak lagi ku liat sisi dirinya yang seperti itu
kini semuanya berlalu tanpa bekas sedikitpun….
***
Pergantian
tahun semalam begitu hampa, tahun ini ku awali dengan doa yang semoga saja Allah mendengar itu semuanya. Semalam tangis tak bisa ku bendung lagi kukeluarkan apa yang kini ku rasakan , apa
yang selama ini membuatku hampir putus asa.
“Huh,
kesekolah” gerutu dalam hati, hari ini aku benar- benar merasa malas untuk
melakukan apa saja. Namun karna ini sebuah kewajibanku sebagai seorang siswi
dan juga aku ga mau mengecewakan alm.kedua orang tuaku yang begitu ku sayangi
akhirnya aku berangkat kesekolah, jalan an seperti biasanya yang macet jadi ku fikir tak
apa jika mobil yang ku kendarai ku bawa sedikit lebih cepat, saat di
persimpangan sekolah ku aku dikejutkan dengan seorang wanita yang tak sengaja
ku tabrak, panik dan benar-benar panik saat itu aku ga tau apa yang harus ku
perbuat, akhirnya aku turun dan memapahnya masuk ke dalam mobil untuk ku antar
ke rumah sakit, gadis yang kelihatannya seumur dengan ku dengan pakaian kumal
yang dia gunakan membuat ku sejenak diam dan berfikir namun suara kesakitan
darinya membuat lamunan ku pecah, segera ku bawa dia ke RS terdekat dikawasan
itu dan sekitar 15 menit aku menunggu disana dan akhirnya dokter memberitahuku
kalau gadis tadi tak apa-apa hanya luka ringan saja.
“huh, hampir saja!!!”
Saat dia keluar dari ruang periksa aku
mengajaknya untuk keluar dan ingin ku antarkan kerumahnya untuk istirahat.
Dalam
mobil sejenak terasa hening karna gadis tadi tak mengeluarkan satu kata pun,
jadi ku beranikan untuk bertanya padanya….
“hy, maaf yah tadi aku ga sengaja”
sambil tersenyum dia menjawab” ga papa, lagi pula lukanya ga seberapa”…
“kenalin aku Raisa, nama kamu siapa???”
“aku Fina, eh makasih yah kamu udah baik benget”
“loh ko’ kamu bilang makasih? Harusnya aku yang bilang begitu ke kamu soalnya kamu ga nuntut karna aku nabrak kamu..!!!”
“ga papa!!”
“kamu tinggal dimana? Mari ku antar” kata ku menawarkan diri
“aku ga punya rumah jadi kamu bisa turunin aku di mana saja!!”
“hy, maaf yah tadi aku ga sengaja”
sambil tersenyum dia menjawab” ga papa, lagi pula lukanya ga seberapa”…
“kenalin aku Raisa, nama kamu siapa???”
“aku Fina, eh makasih yah kamu udah baik benget”
“loh ko’ kamu bilang makasih? Harusnya aku yang bilang begitu ke kamu soalnya kamu ga nuntut karna aku nabrak kamu..!!!”
“ga papa!!”
“kamu tinggal dimana? Mari ku antar” kata ku menawarkan diri
“aku ga punya rumah jadi kamu bisa turunin aku di mana saja!!”
Aku ga begitu
heran kalau dia bilang begitu yah rata-rata semua anak jalanan tak punya rumah,
aku berfikir sesuatu bagaimana jika dia ku ajak tinggal dirumah ku dan jadi
saudaraku saja lagi pula kelihatannya dia anak yang baik, kasihan dia jika
harus seperti ini dan ku fikir jika dia ku jadikan saudara harta warisan
orangtua ku takkan habis. Hehehheehehhe….
“Hmm, aku mau bicara sesuatu tapi kamu
jangan marah yah??ini pun kalau kamu mau…!!”
“insyaallah, memangnya kamu mau ngomong apa??”
“begini aku anak tunggal dan kedua orang tuaku sudah meninggal setahun lalu dan kini aku tinggal sendiri, bagaimana kalu kamu tinggal bersama ku???”
“ha?? Kamu srius?kamu ga main-main?”
“gal ah, aku benaran!!””
“makasih banyak buat kebaikan mu Raisa”, ku jawab dengan senyuman penuh arti yang ku harap kelak dia menjadi saudara ku…
“insyaallah, memangnya kamu mau ngomong apa??”
“begini aku anak tunggal dan kedua orang tuaku sudah meninggal setahun lalu dan kini aku tinggal sendiri, bagaimana kalu kamu tinggal bersama ku???”
“ha?? Kamu srius?kamu ga main-main?”
“gal ah, aku benaran!!””
“makasih banyak buat kebaikan mu Raisa”, ku jawab dengan senyuman penuh arti yang ku harap kelak dia menjadi saudara ku…
Sejak
saat itu aku merasakan bahagianya hidup dengan seorang saudara yang selama ini
ku nanti, Fina bersekolah di tempat ku dan Alhamdulillah dia sekelas dengan ku,
aku tak pernah menganggap Fina sebagai orang lain dia sudah lebih dari saudara
ku sendiri.
***
Hari
ini Fina pulang duluan karna aku ada kelas tambahan, saat ku sadar bahwa dari
kemarin-kemarin aku tidak melihat Giza, karna penasaran aku menanyakan ke wali
kelas yang kebetulan saat itu belum pulang, akhirnya ku dapatkan jawaban yang
mengejutkan dari wali kelasku, katanya Giza sudah pindah sekolah….
“Ada
apa dengan Giza?, sampai segitunya dia pergi tanpa pamit.”gerutu ku dalam hati,
rasanya ingin nangis dan memaki Giza. Ku putuskan untuk menemui Giza seusai
kelas siang ini, saat bel berbunyi aku kerumah Giza dan saat ini aku
benar-benar bingung karna rumah Giza dalam sitaan Bank. Kacau semuanya
benar-benar kacau banyak pertanyaan yang ku pendam dan ingin segera ku tanyakan
pada Giza. Untungnya nomor Giza masih tersimpan di hp ku, dan segera ku telfon
Giza, setelah ku telfon beberapa kali Giza baru mengangkatnya. Percakapan
singkat yang hanya berisi janjian ketemu.
“assalamualaikum, Giz”
“waalaikumsalam, maaf aku baru angkat telfon mu, ada apa?”
“kita bisa ketemuan?”
“buat apa?”
“ada hal yang harus ku bicarakan, setelah ini kalau kamu memang mau pergi dari ku kamu boleh lakukan itu tapi kali ini ku mohon untuk menerima permintaan ku ini…”
“hmmm… dimana?”
“tempat biasa, ok?”
“ok, kita ketemuan entar jam 8 malam”
Setelah ini aku merasa sangat senang karna bisa bertemu Giza, meski dia sedikit terpaksa tapi tak apalah yang penting aku bisa tau ada apa dengan dirinya…
“assalamualaikum, Giz”
“waalaikumsalam, maaf aku baru angkat telfon mu, ada apa?”
“kita bisa ketemuan?”
“buat apa?”
“ada hal yang harus ku bicarakan, setelah ini kalau kamu memang mau pergi dari ku kamu boleh lakukan itu tapi kali ini ku mohon untuk menerima permintaan ku ini…”
“hmmm… dimana?”
“tempat biasa, ok?”
“ok, kita ketemuan entar jam 8 malam”
Setelah ini aku merasa sangat senang karna bisa bertemu Giza, meski dia sedikit terpaksa tapi tak apalah yang penting aku bisa tau ada apa dengan dirinya…
***
Lima
belas menit dari waktu perjanjian kami, aku sudah berada di sana, sudah ku
siapkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab Giza. Tak lama ku menunggu
Giza datang tanpa expresi sedikitpun tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman
yang ku harap dapat mencairkan suasana yang ku rasa semakin dingin. Dia duduk
tepat dihadapan ku dan aku memulai percakapan kami…
1 jam, 2 jam bahkan 3 jam kami duduk,
sempat bertengkar namun akhirnya ku dapatkan jawaban yang membahagiakan
untukku, Giza menjelaskan alasan dia menjauh dariku yang katanya dia malu dia
merasa tidak pantas menjadi sahabatku karna saat ini dia sudah tak punya
apa-apa saham ayahnya semuanya bangkrut itulah sebab Giza menjauh dari ku.
Namun aku meyakinkannya kalau harta bukanlah dasar persahabatan ku, dan
kuputuskan untuk mengajak Giza dan keluarnganya menjadi keluarga ku tinggal di
rumah kedua alm.orang tuaku dan ku tawarkan padanya untuk membujuk ayahnya
mengurus saham- saham milik ayah ku yang saat ini terabaikan dan Giza pun
menerima semua itu…
***
seminggu berlalu
dan Giza pun datang kerumah bersama orang tuanya dan ku kenal kan Giza
pada Fina. Sejak saat itu ku rasakan
kebahagian yang benar-benar indah dan akhirnya kami hidup dalam satu atap dan
menjadi keluarga yang bahagia, aku tak lagi merasa kesepian dan khawatir dengan
saham-saham milik orang tua ku yang selama ini menjadi beban hidup ku. Giza pun
tak khawatir lagi dengan keadaan keluarganya, begitupun Fina yang kini menjadi
bagian dari hidup ku…
saat ini ku
sadari bahwa semuanya ini sudah diatur oleh-Nya dan buah dari kesabaran dan
ketulusanku selama ini, dan ku yakin kedua orang tuaku merasa bangga dengan
keputusan ku ini…
J J J
J J J
by; LollYnaNaNA JJJ
0 komentar:
Posting Komentar